Event Terbaru

"Byok" Seni dan Tradisi Jawa Membuat Tepung

Kebanyakan dari anda pasti tahu dan familiar dengan tepung yang dalam bahasa Inggris disebut dengan flour. Berupa serbuk halus tampak seperti bedak yang ada di make up anda yang memiliki kegunaan tersendiri bergantung dari bahan dasar. Namun, tahukah dari mana dia berasal ? Menurut KBBI Tepung adalah :
  1. barang yg lumat-lumat (krn ditumbuk, digiling, dsb): -- beras; -- gandum; -- jagung;
  2. serbuk yg lumat; bubukan; -- cat, bubukan untuk cat;-- kena ragi, pb sudah terjadi (berjalan baik-baik).


Sedangkan Pembahasan tepung dalam tulisan ini adalah tepung yang memiliki kegunaan sebagai bahan membuat penganan seperti tepung beras, tepung ketan, dan sebagainya. Pada masa kini tepung mudah di jumpai ditoko-toko sembako dalam bentuk kemasan yang siap diolah, dan sangat praktis. Akan tetapi, masih banyak masyarakat Jawa seperti di kota Jepara pada khususnya yang membuat tepung sendiri untuk keperluan hajatan seperti pernikahan, khitan dan semacamnya. Misalkan untuk membuat tepung beras. Caranya adalah Beras di bersihkan dari kotoran yang tercampur kemudian di cuci agar kotoran halus juga terangkat dan terbuang bersama sisa air. Kemudian beras di bawa ketempat penggilingan untuk digiling atau dalam bahasa Jawa disebut dengan diselép (Cara bacanya huruf e yang pertama seperti mengucapkan kata saleb dan huruf é yang kedua terdengar seperti mengucapkan kata sate).

Ada yang berbeda pada zaman dahulu ketika segalanya belum sepraktis dan teknologi belum semoderen seperti sekarang ini. Masyarakat Jawa, untuk membuat tepung membutuhkan proses yang cukup memakan waktu dan tenaga. Misalkan untuk membuat tepung beras yang akan digunakan untuk bahan pembuat penganan pada suatu acara seperti pesta pernikahan. Masyarakat atau warga sekitar akan berbondong-bondong datang untuk membantu mendonasikan tenaganya kepada yang empunya hajat (dalam bahasa Jawa dan KBBI disebut dengan sambatan).




Mula-mula beras dibersihkan  dengan cara diletakkan pada sebuah nampan yang terbuat dari anyaman rotan (anyaman rotan berbentuk nampan ini dalam bahasa Jawa dan KBBI disebut dengan tampah), kemudian beras pada tampah di lempar-lempar ke atas dan ditangkap dengan tampah, tujuannya agar sisa-sisa kotoran beras seperti kulit padi atau debu dapat dipilah dan dibersihkan (proses ini dalam bahasa Jawa disebut napéni). Setelah beras menjadi bersih usai di-napéni lanjut kepada proses pencucian beras, tujuan agar debu-debu halus juga dapat terangkat dan terbuang bersama air (proses ini dalam bahasa Jawa disebut mesusi). Lalu dilanjutkan dengan Byok.


Byok merupakan proses menumbuk beras untuk menjadi tepung menggunakan lesung yang panjang dan alu sebagai alat tumbuk. proses ini dilakukan mulai dari fajar hingga sore hari. Ketika Byok dilakukan akan terdengar bunyi-bunyian yang harmonis dengan irama tertentu. Inilah yang membuat Byok menjadi menarik karena diperlukan kerjasama dan kekompakan. Salah satu dari para pemain Byok ada yang menjadi pemimpin yang bertugas layaknya dirigen. Disela-sela waktu kadang mereka berhenti sejenak untuk mengayak tepung kemudian kembali melakukan Byok hingga didapatkan tepung yang lumat untuk dibuat sebagai bahan pembuat penganan.

Byok sendiri menggambarkan kerukunan, kerjasama warga untuk saling membantu dan sekaligus menjadi hiburan yang khas kala itu. Menurut Info dari Warsinah (80) terakhir kali dirinya menikmati alunan Byok ketika tahun 1989 saat dirinya sedang punya hajat untuk menikahkan putrinya. Hingga kini alunannya masih teringat jelas dibenaknya. Para pelaku Byok yang kebanyakan adalah lelaki. Sayang para pemain Byok tidak memiliki penerus khususnya di daerah Krapyak Jepara. Karena untuk melakukan Byok juga memerlukan ketelatenan dan keuletan. Sehingga seni dan tradisi itupun turut terkubur bersama para pemainnya. 


Sumber Foto :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pindah ke aditev.blogspot.co.id Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.